Kamis, 16 Oktober 2008

berita


Mengenal Pumping Test

REPUBLIKA ONLINE 2008-08-10 10:42:00

Aturan main belajar yang efektif hanya bisa diterapkan bila orangtua mengenal tipe sang anak.

Hampir setiap hari Rika harus `bersitegang' dengan si bungsu, Nahla (10 tahun). Pasalnya, Nahla malas belajar, hari-harinya diisi dengan bermain dan membaca komik. Dari bujukan, hadiah sampai akhirnya teguran sudah dilakukan ibu dua anak ini. Hasilnya, nol. Nahla tetap saja malas belajar. `'Kalau tidak naik kelas baru menyesal deh,'' ujar Rika, geregetan. Nahla tetap cuek. Demikian sulitkah mengajak anak-anak belajar dan bagaimana penyelesaiannya?
Allah, kata Erlin Trisyulianti STP Msi, menciptakan semua manusia itu sama. Yang membedakan masing-masing manusia hanyalah talentanya. Karena itu, ia berpendapat, tak ada anak dilahirkan dalam keadaan bodoh atau malas. ''Paradigma itu harus diluruskan, karena semua bayi dilahirkan 98 persen dalam kondisi jenius,'' kata perempuan yang banyak mendalami soal potensi manusia ini. Seiring bertambahnya usia, anak terperangkap pola asuh dan pengaruh lingkungan yang kurang baik. Alhasil, kejeniusannya pun menurun draktis tinggal lima persen.
Mengenal perilakunya
Perilaku dan karakter setiap anak pun berbeda. Menurut psikolog ada 21 tipe kepribadian. Oleh karena itu, orangtua harus memahami perilaku setiap anak.`'Mengetahui perilaku anak merupakan pendekatan yang paling efektif bagaimana memperlakukan anak-anak. Orangtua yang sudah memahami perilaku anak sejak dini, bahkan masuk ke gelombang anaknya akan memperlakukan anak berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Itu yang membuat anak-anak enjoy dan tidak akan terjadi lagi `pertikaian' antara orang tua dengan anak,'' papar direktur Sumber Daya Manusia IPB ini kepada Republika.
Setelah mengetahui perilaku anak-anaknya, orangtua bisa mengembangkan ke segala arah, pendekatan dan jalinan komunikasi pun bisa dibina dengan baik. Sayangnya, yang terjadi saat ini sering kali keinginan orangtua tidak sesuai dengan talenta anak-anak.
Hal kecil saja, anak suka menggambar tapi orangtua memasukan les matematika. Yang terjadi pemaksaan orangtua terhadap anak. Akibatnya, anak tidak akan menikmati les yang tidak sesuai dengan bakatnya. ''Seharusnya bakat anak sebagai kelebihan yang harus diekspos orangtua,'' kata Erlin, ''Jangan sebaliknya, orangtua selalu melihat kekurangan si anak, akibatnya menganggap anak sendiri bodoh, malas.''
Apakah bakat anak hanya bisa diketahui lewat tes khusus? Erlin tak sepenuhnya sependapat. Menurut trainer utama di Pumping Foundation ini, bakat anak-anak sebenarnya bisa diketahui orangtua lewat observasi sendiri tanpa mengikuti tes khusus. Cermati saja apa kesukaan anak-anak, minatnya ke mana, cepat atau lambat pasti akan tampak. ''Kecuali bagi orang yang ingin instan mengetahui bakat anak. Untuk itu, mereka bisa menyertakan anak pada pumping test,'' kata Erlin.

Apa itu pumping test
Pumping talent test sebenarnya metode lama untuk mengetahui bakat seseorang, sehingga apa yang diinginkan bisa sejalan dengan bakatnya. Alat yang digunakan pun umum. Namun, kini hasil pumping test lebih komprehensif meliputi cara memperoleh energi, perilaku potret diri, cara dan gaya belajar, dominasi otak, serta pola pikir dan pengembangan diri.
Menurut Erlin, anak yang dianjurkan mengikuti pumping test adalah bila usianya sudah di atas usia 10 tahun. Tapi, bisa juga pada anak yang usianya kurang dari 10 tahun. Hanya saja, pada anak yang lebih muda ini biasanya ditambah dengan observasi. Pertanyaan pun dikemas lebih pendek dan mudah dimengerti anak. Tes pada pumping test bisa dikatakan mudah, mirip tes psikotes. Anak harus menjawab 90 pertanyaan pilihan ganda yang dikemas sesuai bahasa anak. Jangka waktunya paling lama satu jam. Jawaban anak tidak ada kaitannya dengan benar atau salah. Jawaban itu diolah dan hasilnya sudah bisa diketahui hari itu.
Hasil yang diperoleh dari pumping test terdiri dari dua hingga tiga lembar. Isinya menjelaskan tentang potensi, kekuatan, potret diri dan dominasi otak dalam diri anak. Di halaman itu pun diuraikan bidang karier yang sesuai dengan bakat anak, ilmu pendukungnya serta rekomendasi menentukan pilihan. Misalkan pelajar SMA sebaiknya memilih jurusan IPA, IPS atau bahasa.
Untuk dominasi otak, ada anak yang seimbang antara otak kanan-kirinya. Tapi, ada anak dominasi otak kanan sehingga menjadi anak yang kreatif, inovatif, tapi ketika diberi soal hitungan malas mengerjakan. Sebaliknya, anak yang dominasi otak kiri cenderung berpikir logika senang berhitung, tapi sering kali antisosial. `'Bagaimana agar dominasi otak kanan-kiri bisa seimbang dan keduanya bisa digunakan optimal. Jadi, anak dominasi otak kanan bisa dilatih juga otak kirinya, sebaliknya anak dominasi otak kiri, otak kanannya pun bisa dilatih agar seimbang,'' papar istri dari Amir Tengku Ramly yang bersama-sama mengembangkan kegiatan di dunia pendidikan ini.
Akurasi dari hasil tes ini sampai 95 persen, kata Dosen jurusan Ekonomi dan Manajemen IPB. Bila sang anak yang mengikuti pumping talent test, orang tua sebaiknya ikut terlibat. Sebab, ada istilah-istilah yang harus dimengerti dan selanjutnya dijalankan orangtua bagi anak-anaknya. ''Percuma saja kalau anak ikut tes, tapi hasilnya tidak di-follow up oleh oranguanya,'' kata Erlin.
Selain itu, ada pula paket tes untuk orang tua dan anaknya. Selanjutnya, dari hasil tes tersebut orangtua mengetahui paradigma apa yang bisa ditanamkan kepada anak-anak sesuai dengan perilaku dan bakatnya. `'Banyak orang sukses ternyata kuncinya cara pandang yang dilakukan sesuai dengan perilaku. Agar anak Anda sukses, tidak ada salahnya kini orang tua mengubah paradigma agar disesuaikan dengan perilaku dan bakat anak,'' papar Erlin. n vie


Tipe Mana Anak Anda?
Para ayah bunda harus memahami perilaku anak sehingga aturan main belajar efektif bisa sesuai yang diinginkan sang anak.
Pleghmatis, si damai: Bawaannya santai, seenaknya, sehingga terkesan malas belajar.
Sanguistis, si populer: Senang mendapat pujian sehingga baru mau belajar bila dipuji lebih dulu.
Melankolis, si sempurna: Senang sesuatu yang mendetail dan sempurna.
>Koleris, si kuat: Senang menghadapi tantangan, suka petualangan, sangat berorientasi pada tujuan, cepat dan tangkas mengerjakan sesuatu. vie

Tidak ada komentar: